Penyebab Serangan Jantung dan Cara Cepat Penanganannya

Penyakit jantung, stroke, dan penyakit periferal arterial dketahui sebagai pembunuh nomor satu menggantikan posisi infeksi. Penyakit-penyakit berbahaya ini dikategorikan sebagai silent killer (pembunuh berdarah dingin) yang bisa menghabisi nyawa manusia kapan saja.
Di seluruh dunia, jumlah penderita penyakit jantung kian hari kian bertambah. Penyebab penyakit jantung tidak lepas dari gaya hidup yang kurang sehat yang banyak dilakukan seiring dengan berubahnya pola hidup. Serangan jantung memang tidak mengenal usia dan bisa menyerang siapa saja tanpa pandang bulu. Bahkan orang yang bergaya hidup sehat pun bisa menderita serangan jantung 'mendadak'.
Seperti dikutip dari Medicinenet, serangan jantung atau yang juga dikenal dengan sebutan myocardial infraction adalah kematian otot jantung mendadak dari halangan yang tiba-tiba pada arteri koroner akibat adanya pembekuan darah. Penyumbatan pada arteri ini mengambil darah dan oksigen dari otot jantung yang menyebabkan otot jantung mengalami cedera. Cedera pada jantung ini menimbulkan sakit dada dan sensasi yang menyakitkan bahkan kematian.
Diketahui ada beberapa faktor penyebab terjadinya serangan jantung yang dapat berujung pada kematian:
1. Kelelahan
Kelelahan fisik dan mental bisa memicu berbagai penyakit kronis, seperti gangguan pencernaan, gangguan sistem jantung serta penurunan daya tahan tubuh. Kondisi tubuh yang lelah ditambah dengan konsumsi rokok terus menerus dan berbagai suplemen dan minuman yang mengandung ginseng dan kafein bisa memperburuk keadaan yang mengakibatkan seseorang terkena serangan jantung.

2. Kurang berolahraga
Olahraga yang teratur bisa mengurangi risiko terkena serangan jantung, karena bisa memperlancar asupan oksigen dan darah ke seluruh tubuh.

3. Kadar kolesterol tinggi
Kadar kolesterol yang tinggi akan mempercepat terjadinya proses aterosklerosis yaitu penyumbatan pembuluh darah. Kadar kolesterol bagi orang dewasa sebaiknya tidak lebih dari 200 mg/dl.

4. Tekanan darah tinggi
Berdasarkan data WHO, tekanan darah normal pada orang dewasa adalah 140/90 mmHg. Orang yang memiliki tekanan darah tinggi lebih berisiko terkena serangan jantung dan stroke.

Gejala dan Penanganan Penyakit Jantung
"Ciri khas gejala serangan jantung adalah nyeri dada dan ketidaknyamanan. Namun beberapa orang terlebih wanita mengalami serangan berbeda," kata Dokter Spesialis Penyakit Jantung Rumah Sakit Premier Jatinegara dr Pradana Tedjasukmana, SpJp, FIFA, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Pradana menjelaskan, terkadang beberapa orang atau wanita yang mengalami serangan jantung tidak pernah mengalami nyeri dada. Maka harus lebih jeli mengenali gejala serangan jantung seperti nyeri leher, rahang, bahu atau punggung, ketidaknyamanan perut atau kesulitan bernapas dengan tiba-tiba.
"Jika sudah menunjukkan gejala-gejala yang tidak biasa disarankan harus cepat mencari dokter atau pergi ke Unit Gawat Darurat (UGD) untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut," jelas Pradana.
'Golden period' atau masa emas adalah waktu sangat berharga untuk penanganan secara dini penderita serangan jantung guna mengurangi risiko kematian mendadak. Berdasarkan beberapa penelitian, waktu yang tepat untuk melakukan penanganan dini bagi penderita serangan jantung adalah berkisar selama 6-12 jam sejak penderita mengalami serangan. Sebab, otot jantung yang tidak mendapat aliran darah selama 6-12 jam akan rusak secara permanen, sehingga fungsi jantung akan menurun.

Nah, berikut beberapa trik jitu menangani serangan jantung selama 'masa emas' tersebut: 
1. Selalu ingat bahwa serangan jantung tidak hanya berasal dari nyeri di bagian dada melainkan terjadi di rahang, lengan atau punggung. Waspadai nyeri-nyeri tersebut. Segera kunjungi dokter.

2. Setelah terjadi serangan jantung, penanganan cepat harus segera dilakukan untuk membuka arteri yang tersumbat seperti katerisasi, pemasangan pada arteri yang tersubat hingga tindakan by pass guna mengurangi kerusakan jantung.

3. Penanganan terbaik untuk menangani serangan jantung adalah dalam waktu satu atau dua jam setelah gejala muncul. Semakin lama menunggu, semakin tinggi risiko kerusakan yang lebih besar bisa terjadi sehingga resiko kematian lebih tinggi.
[mor];sumber:inilah.com

Comments

Popular posts from this blog

Profil Vitalia Sesha Model Di Kasus Suap Daging Impor - Tercanggih

Profile dan biodata Angkasa Band

Talent Pilihan SlideGossip : Andrean Saputra