Jim and Zam Websiter » Profil Guru Ideal

http://ifttt.com/images/no_image_card.png


Murid Meniru Guru


Ada pepatah, “guru kexxxxng berdiri, siswa kexxxxng berlari”. Artinya, bahwa kepribadian guru memberikan dampak yang signifikan terhadap perilaku muridnya. Bagaimanapun, guru memberikan pengaruh yang kuat terhadap kepribadian siswanya.


Menengok berbagai kasus yang terjadi dalam dunia pendidikan Indonesia, mulai dari kasus dengan intensitas rendah hingga kasus nasional, biasanya yang menjadi korban adalah siswanya. Padahal siswa, bagaimanapun, adalah cermin dari gurunya. Kebanyakan dari kita, masih beranggapan bahwa kenakalan siswa bersumber dari kepribadian siswa itu sendiri, sebaliknya kepandaian dan kepintaran siswa bersumber dari kemahiran gurunya. Padahal, jika kita mau sadar bahwa apa yang dilakukan oleh siswa sangat terkait dengan apa yang pernah diterimanya dari gurunya.


Diakui atau tidak, anak lebih banyak melihat wajah gurunya ketimbang melihat wajah orangtuanya, siswa lebih banyak mendapat teguran, peringatan dan pujian dari gurunya, ketimbang dari orangtuanya. Dengan demikian, siswa lebih akan menurut bagaimana gurunya.


Potret Guru Ideal


Guru ideal merupakan gambaran tentang kondisi guru dimana ia mampu menjadi guru yang menjadi tauladan baik bagi siswanya. Karenanya, dibutuhkan kepribadian-kepribadian yang menunjukkan sifat-sifat dan kepribadian yang pantas untuk digugu dan ditiru oleh siswanya.


Drs. Mahin, M.M., menyatakan bahwa potret guru ideal untuk masa kini adalah yang memilki dasar flliSOfi yang mumpuni untuk mewujudkan peserta didik yang berfikir ilmiyah dan beramal shaleh dalam Setiap aspek kehidupan dimanapun murid berada, diantara criteria yang rnenuju kearah yang menunjukan potret gum ideal adalah sebagai berikut:



  • Berjiwa Rabbani

    Seorang pendidik (guru) dalam pendidikan Islam haruslah menjadikan Rob (Tuhan) sebagai tempat berpijak dan tempat kembali segala aktifitas yang dikerjakannya, pola berfikir dan cara memberikan pengajaran kepada siswa senantiasa berpijak dari Tuhan, oleh Tuhan dan kembali pada Tuhan, sehingga yang dilakukan merupakan hidayah dari Tuhan, sesuai firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 79 .”Akan tetapi hendaklah kamu semua menjadi orang-orang Robbani, karena kamu selalu mengajar Al Kitab dan disebabkan mempelajarinya.”

  • Niat yang Benar dan Tulus

    Islam mengajarkan hendaknya setiap guru melandasi dirinya dalam mendidik siswa dengan niat yang tulus ikhlas agar apa yang disampaikannya dapat dengan mudah diterima dan dipahami oleh siswa, dan mendapat ridha dari Tuhan, Nabi SAW bersabda.” Sesungguhnya setiap amal perbuatan itu hanyalah tergantung pada niatnya.(HR.Bukhori-Muslim)

  • Tawadlu ( Rendah Hati)

    Setiap guru sudah sepatutnya bila menghiasi dirinya dengan jiwa dan sikap tawadlu dalam setias aktifitas proses pendidikan dimanapun berada, baik antara sesama dalam lingkungan civitas academika dimana guru mengajar, karena betapapun luasnya wawasan ilmu dan pengetahuan yang telah dikuasai dan dipahaminya, pada hakekatnya sangatiah sedikit bila dibandingkan dengan ilmunya Allah SWT, Allah berfirman dalam surat al-Isro ayat 85 “Dan tidaklah kamu diberi pengetahuan kecuali sedikit.”.

    Jika sikap tawadlu benar-benar dimiliki setiap guru akan mendorong kesadaran untuk terus menambah dan mencari ilmunya dengan cara belajar guna meningkatkan pengetahuan dan wawasan seperti yang dijelaskan oleh Ibnu Mubarak dalam Athiyah Al-Abrasyi “Seseorang dikatakan berilmu jika ia masih mau belajar, dan jika ia merasa berilmu, sesungguhnya ia bodoh”.

  • Khosyyah (Takut pada Tuhan)

    Seorang guru dalam memberikan pengajaran kepada muridnya hendaknya memilliki sifat khosyyah kepada Allah, agar dalam mengajarkan suatu permasalahan senantiasa mengosongkan dirinya berbuat maksiat kepada-Nya, keberhasilan mendidik murid bukan semata-mata ditentukan oleh baiknya system pengajaran dan keterampilan yang dikuasai guru, tetapi juga oleh kebersihan hati seorang guru itu sendiri, Imam Syafi’i berkata dalam Ta’lim Muta`allim ,” Aku mengadu kepada Syech Waki, mengenai jeleknya hafalanku, maka ia (Waki) memberi petunjuk agar aku meninggalkan maksiat, dan ia (Wald) memberi tahu padaku bahwa ihnu itu cahaya, dan cahaya Allah tidak diberi kepada orang yang melakukan maksiat.”

  • Zuhud (Tidak Materialistis)

    Seorang guru seharusnya tidak memiliki sifat materialistis sesuatu yang djlakukan tidak diukur dengan materi, seyogyanya yang perlu dimiliki guru mengutamakan hidup sederhana baik dalam hal makanan, pakaian, dan rumah tangga. Sifat zuhud yang dimilliki guru bukan berarti meninggalkan dmlia dalam kehidupan yang miskin, tetapi hati tidak terpaut dunia, mencukupkan apa yang telah dikaruniai oleh Tuhan serta ridha atas segala rizki yang telah dikarunia-Nya. Imam Muhammad Akhmad dalam al-ilmu fadluhu tholabuhu adabil ‘alim wal Muta’allim menjelaskan. “Bukanlah yang dimaksud zuhud itu meninggalkan dunia secara total clan meninggalkan usaha serta kerja, akan tetapi yang dimaksud zuhud adalah menempatkan dunia berada di tangan dan bukan di hati.”

  • Sabar dan Tabah Hati

    Tugas guru bukanlah tugas yang mudah dan ringan, tetapi merupakan tugas dan tanggung jawab yang berat dan rumit, dengan menghadapi berbagai macam persoalan watak, tingkat kecerdasan dan sifat yang berbeda-beda, ini merupakan tugas yang harus diemban yang memerlukan ketekunan, ketelatenan, kesadaran yang harus dimiliki guru supaya mampu menghadapi permasalah yang ditanganinya ketika melakukan aktifitas di lingklmgan pendidikan, maka sifat sabar harus dimiliki guru, Allah berfirman dalam surat al-Anfal ayat 46. “Bersabarlah kamu, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar”.

  • Menguasai bidang Studinya

    Seorang pendidik agar meraih keberhasilan dalam memberikan pengajaran kepada siswanya tentu harus menguasai bidang studi yang diajarkan (profesional), penguasaan yang cukup dalam bidang studi merupakan tanggung jawabnya dan menjadi kebutuhan mutlak, dengan menguasai ilmu akan mudah mengarahkan kepada siswa untuk berbuat dan bertindak sesuai dengan teori yang diajarkan, sehingga siswa akan berbuat ilmiyah dan bertindak amaliyah dalam kancah pergaulan kehidupan di masyarakat.

  • Terus Mau Belajar

    Seorang guru dalam rangka meningkatkan pengetahuan

    lghususnya dalam bidang studi yang diajarkan harus memiliki sikap yang terus mau belajar dan belajar. Imam Syafi’i mengucapkan “Semakin bertambahn ilmuku, semakin tahu kebodohanku”. Ini berarti memberikan penjelasan pengetahuan yang dimiliki seseorang dengan terus mau belajar akan meningkat dan bertambah, karena proses belajar tidak berhenti namun terus harus dilakukan oleh setiap insan Long Life Education, Nabi bersabda “Tuntutlah ilmu semenjak dari buaian hingga sampai ke liang lahat (HR. Ibnu Bar)”

  • Bisa dicontoh (Uswatun Hasanah)

    Sifat keteladan sangat penting bagi guru karena siswa akan meniru apa yang ia lihat dan apa yang ia dengar, Anwar Jundi berkata dalam adabu tholabil ilmi, “Anak-anak itu lebih banyak menerima (pelajaran) dengan cara meniru dan mencontoh dari pada cara nasehat dan petunjuk.”

  • Bersikap Adil

    Pendidik dalam melaksanakan tugasnya akan dihadapi pada permasalahan-permasalahan yang harus mengambil sikap dan keputusan berupa penilaian, hukurnan, pujian, pemilihan dan lainnya dituntut untuk bersikap adil dengan tidak membeda-bedakan antara murid-muridnya. Allah berfirman dalam surat al-Maidah ayat 8: “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil,dan janganlah sekali-kali berlaku tidak adil, berlaku adillah kamu, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa”.

  • Penyantun dan Pemaaf

    Setiap guru hendaklah memiliki sifat penyantun dan pemaaf supaya dalam melaksanakan tugas tidak punya perasaan dendam dan sanggup menahan diri waktu marah, sehingga dalam menjalankan tugas tidak terbebani perasaan-perasaan yang bisa menimbulkan sikap yang tidak patut dilakukan seorang guru, Nabi SAW bersabda: “Tidak dikatakan orang yang kuat yang menang dalam gulat, namun dikatakan orang yang kuat yang mampu menahan hawa nafsu. (HR .Muslim)”.

  • Gemar Musyawarah

    Musyawarah merupakan salah satu kunci untuk mencapai kebenaran, setiap orang yang bergelut didalam dunia ilmu lebih-lebih guru dituntut untuk gemar bermusyawarah dalam menghadapi persoalan-persoalan sekolah siswa, agar keputusan yang diambil merupakan hasil yang terbaik setelah dimusyawarahkan, Allah berfirman dalam surat All Imran ayat 159: “Bermusyawarahlah kamu dengan mereka dalam urusan itu, don bila hum, telah membulatkan tekad maka berserahlah kepada Allah”.


Sumber:


Drs. Makhin, M.M., Menuju Guru Ideal pada Majalah Pembinaan Kanwil Depag Prov. Jabar, Edisi Mei, No. 02/XL.







Source http://www.jim-zam.com/profil-guru-ideal/

Comments

Popular posts from this blog

Profil Vitalia Sesha Model Di Kasus Suap Daging Impor - Tercanggih

Profile dan biodata Angkasa Band

Talent Pilihan SlideGossip : Andrean Saputra