biografi made daweg sang bebotoh | indrasusila - ISI Denpasar
BEBOTOH
Made daweg alias mangku
Tajen, cap jiki, cekian, bola adil, togel adalah serpihan permainan remeh tameh tapi bila dijadikan taruhan menjadi serius. Serius membuat pelakunya kalah jutaan atau sekalian menang jutaan. Orang Bali menyebut mereka bebotoh. Dan biasanya sekali seseorang menjadi bebotoh konon sulit menarik diri dari belitannya. Mirip orang yang kecanduan narkoba, karena merasakan nikmatnya susah melepaskan ketergantungan.
Ketika tajen dilarang, banyak yang bersungut, karena ada rantai ikutan tajen yang juga hilang. Seperti dagang lawar, dagang kopi dagang sate penyu yang biasanya selalu hadir di setiap tajen.Juga tukang asah taji, tukang ramal, dagang obat juga ikut belingsatan, tutur Made Daweg, 48 tahun bebotoh tangguh dari Canggu. Dia sudah lebih dari separo usianya jadi bebotoh. Awalnya cuma ikut dengan teman lama kelamaan dia sendiri jadi pekembar.Saya sudah menjual 25 are sawah peninggalan kakek untuk modal, kalau dihitung mungkin bisa untuk membeli 4 kijang terbaru,. Tapi Bapak Made Daweg mengaku tidak menyesal dengan pilihannya.Daripada korupsi, merugikan negara dan menyengsarakan rakyat, berjudi itu menghabiskan harta sendiri, bukan harta negara,” ujarnya. Yang lebih menyedihkan sebenarnya kalaupun menang uangnya tidak bisa digunakan untuk modal usaha, atau membiasabantu ekonomi istrinya yang jadi dagang canang di pasar Kerobokan.Kalau menang di tajen biasanya bapak made daweg mengajak teman-temannya langsungb berfoya-foya, minum sama nyari perempuan, bebotoh kan juga manusia, yang perlu hiburan di cafĂ© atau larut dalam minuman keras,ungkapnya tentengdirinya.Dan bebotoh yang bernasib seperti bapak Made Daweg tidaklah sedikit di setiap kampung pasti ada, dan biasanya mereka tidak menyesali nasib jadi bebotoh. Apalagi ada yang menjadikannya sebagai pembenaran.Di Bali ada yang disebut karma, kalau karmanya memang miskin dengan menjadi bebotoh ya berarti mesti diterima jangan menghindar apalagi bersembunyi dari kenyataan, tambahnya berteori.Kebanyakan bebotoh memang memiliki prinsip yang keliru seperti itu, ingin memutar uang dengan cepat, menang dan untung cepat tanpa peduli sebaliknya, mereka juga bisa kalah dan rugi secepat kilat juga.Di kalangan bebotoh, kalah itu adalah kebanggan, mereka akan bangga mengungkapkan bisa kalah sampai puluhan juta. Tapi ketika menang mereka tak akan menanggapinya dengan gembira karena kemenangan dalam jumlah banyak sekalipun tak akan bisa menutup kekalahan yang sudah menumpuk sejak dulu.Bebotoh sejati itu tak gentar bila kalah, atau tak akan menangisi kekalahannya juga tak akan berbangga hati bila menang, semuanya biasa saja, ungkap Daweg lagi. Bebotoh menurut mereka juga bagian dari kebesaran dan kedewasaan jiwa. Mereka tak merengek kepada lawannya untuk menunda kekalahan.Bila taruhannya mobil ya kalau kalah siap – siaplah pulang naik ojek, atau bila taruhannya sawah warisan harus merelakan sertifikatnya berpindah tangan,” ungkap Daweb. Selain melampiaskan hobby main tajen, maceki dan main togel, bebotoh itu juga ikut mengajegkan Bali.Dari semenjak jaman dulu leluhur kami memang suka metajen dan jadi bebotoh, kami cuma melanjutkannya demi ajeg Bali,” ungkap Daweg .
Istilah-istilah yang dipakai di dalam kegiatan tajen hanya bisa dipelajari oleh seseorang yang berminat untuk menekuninya dan sama sekali tidak diwariskan atau diturunkan dari generasi sebelumnya dan dilanjutkan oleh generasi berikutnya. Begitu juga cara menentukan lawan ayam aduannya, biasanya diajarkan oleh para bebotoh yang sudah lebih banyak dan lama makan garam dalam dunia tajen. Contoh lain yang d dipelajari made daweg adalah cara mengikat taji /atau istilah bali disebut masng taji(senjata untuk mematikan musuh). Bapak Made Daweg terus berlatih agar bisa memasang senjata atau taji pada kaki ayam yang akan siap bertarung dan dalam memasang taji harus dilatih dan memiliki keahlian khusus untuk mengerjakannya sehingga tidak semua bebotoh bisa melakukannya.Dimana kalu kita belajar memasang taji kita tidak boleh ngawur atau tidak mengikuti aturannya,kata bapak made daweg , dimana kalau kita mau belajar memasang taji kita harus berhati-hati dimana kalau kita tidaak hati-hati akibatnya akan sangat fatal,kalau terkena sedikit dari senjata itu atau taji tersebut akan bisa mengakibatkan imfeksi bahkasn bisa membuat kelumpuhan pada bagian tubuh ,seperti kaki ,tangan ,dan lainya.
Berikut ini adalah cara-cara untuk taruhan atau metoh dalam istilah Bali yang biasa di lakukanb bapak mkade daweg.
Cok dan gasal merupakan bahasa yang sangat lazim didengar di tajen. Sehingga sangat jelas bahwa ada komonikasi verbal maupun non verbal di antara para petaruh ayam. Selain itu, keberadaan tajen sangat dinamis dan selalu mengikuti perkembangan jaman. Jenis ayam yang diadu mulai dari ayam kampung biasa, meningkat ke ayam keker, bekisar dan bahkan sampai ayam Bangkok. Begitu juga alat pertaruhannya, kalau dulu mungkin saja bertaruh dengan pis bolong, tetapi sekarang menggunakan uang yang berlaku seperti Rupiah. Makanan ayam jagonya juga demikian. Dulu ayamnya hanya dikasi makan singkong tetapi sekarang sudah berubah diberikan nasi, jagung dan konsentrat yang memiliki kandungan gizi tinggi dan lebih bagus. Dan bahkan, beberapa ayam jago diberikan obat kuat tambahan (supplement/doping) sebelum diadu di arena tajen sehingga mampu mematikan lawannya dalam sekejap
Source http://blog.isi-dps.ac.id/indrasusila/biografi-made-daweg-sang-bebotoh
Comments
Post a Comment