Biografi Konosuke Matsushita - Penggerak Berdirinya Perusahaan ...
Biografi Konosuke Matsushita - Biografi tokoh ini mulai menarik ketika ia membuka usaha sendiri. Meskipun tidak memiliki modal dan tidak berpengalaman dalam bisnis secara nyata, ia yang memiliki daya kreatifitas dan keinginan yang kuat dalam membangun usaha yang memproduksi inovasi perangkat soket lampu temuannya sendiri. Pria ini merupakan seorang teknisi yang handal. Salah satu prinsip yang dipegang olehnya sepanjang karir adalah kemauan untuk mengambil resiko. Langsung saja di bawah ini sekilas tentang biografi Konosuke Matsushita.
Konosuke Matsushita lahir 27 November 1894 dan meninggal 27 April 1989 pada usia 94 tahun adalah orang yang berada di balik berdirinya Panasonic hingga menjadi sebuah perusahaan yang besar saat ini. Matsushita lahir dalam keluarga sederhana di desa Wasa, Jepang, pada tanggal 27 November 1894. Ketika ia tumbuh menjadi dewasa, ia adalah seorang yang cenderung penutup dan agak sakit-sakitan, sehingga menjadikannya memiliki masa depan yang tidak jelas. Ia sepertinya ditakdirkan untuk hidup dengan penuh perjuangan. Anak bungsu dari delapan anak. Pada usia sembilan tahun, ia bekerja di toko sepeda untuk membantu keluarga bertahan hidup.
Konosuke Matsushita lahir pada 27 November 1894, di sebuah desa terpencil berjarak sekitar lima menit, jika ditempuh dengan berjalan kaki dari Senda, stasiun kereta api tanpa penjaga di jalur JR Wakayama (Negi, Prefektur Wakayama). Sang ayah Masakusu dan ibu Tokue sangat sayang dan memanjakan bungsu dari delapan bersaudara yang terdiri dari tiga putra dan lima putri itu. Nama keluarga Matsushita, yang berarti "di bawah pohon pinus", konon didapat karena rumah mereka bernaung di bawah pohon pinus besar berusia 800 tahun. Sebagai pemilik tanah pertanian kecil, keluarga tersebut termasuk kelas atas dalam masyarakat. Masa kanak-kanak Konosuke sendiri sangat damai dan menyenangkan, penuh permainan dan kegiatan memancing di sungai bersama pengasuhnya. Sayangnya, ketenangan itu tidak berlangsung lama.
Karena tanah pertaniannya digarap oleh petani sewaan, sang ayah Masakusu menghabiskan sebagian besar waktunya untuk politik dan aktivitas pemerintahan lokal. Ia adalah tipe orang yang gemar bereksperimen dengan sesuatu yang baru dan berbeda, termasuk berspekulasi di pasar beras, yang saat itu terlihat menjanjikan keuntungan yang cepat dan pasti. Tapi Masakusu tidak punya pengetahuan banyak mengenai investasi yang baik sehingga dia terus merugi dan akhirnya bangkrut sama sekali. Keluarga itu terpaksa menjual tanah dan rumah yang sudah diwariskan turun menurun itu dan harus meninggalkan desa untuk bekerja di kota terdekat, yaitu Wakayama. Dengan sisa uang sedikit setelah membayar utang dan atas pertolongan seorang kawan. Masakusu pun membuka toko bakiak kayu. Namun usaha itu amblas dua tahun kemudian. Pada 1902, ia pergi seorang diri ke Osaka untuk bekerja di sekolah swasta yang baru dibuka untuk anak-anak tuna netra dan tuna grahita.
Konosuke menempuh pendidikan dasar di Wakayama, dan guru kesayangannya Tuan Murakami, yang mengantarnya bermain Shogi (catur Jepang). Sebelum naik ke kelas lima, ayahnya menyuratinya, mengatakan ada lowongan untuk magang di sebuah toko hibachi (tungku batubara) milik kenalan baiknya bernama Tuan Miyata. Di musim gugur, ibunya mengantar ke stasiun Kinokawa untuk naik kereta ke Osaka. Hatinya sedih karena harus berpisah dengan ibunya, tapi senang karena baru pertama kali naik kereta. Tugas di toko tersebut membersihkan toko saat dini hari, mengelap tungku-tungku sambil menjaga anak-anak pemilik toko. Dia mendapat uang saku lima sen dua kali sebulan setiap tanggal 1 dan 15.
Toko Hibachi Miyata tutup tiga bulan setelah Konosuke magang disitu. Tapi sang pemilik mengatur segala sesuatunya sehingga Konosuke dapat bekerja di toko sepeda milik kenalan Miyata bernama Godai Otokichi. Pada saat itu, sepeda kebanyakan diimpor dari Amerika Serikat dan Inggris dan masih menjadi barang mewah yang harganya 100 sampai 150 yen dan suatu penemuan terakhir pada peradaban modern saat itu. Tuan dan Nyonya Godai serta para pekerja yang lebih tua menyayanginya, dan memanggilnya dengan sebutan "Ko-kichi" atau "Kokichi-don".
Pada tahun 1906, ibu dan kakak-kakak perempuan Konosuke meninggalkan Wakayama dan pindah ke Tenma, bagian selatan dari Kota Osaka. Sang ibu, Tokue, ingin putra bungsunya tinggal bersama mereka dan mengusulkan agar dia bekerja sebagai penjaga toko di siang hari dan sekolah di malam hari. Tapi ditolak ayahnya Masakusu sambil berkata, "Kau harus meneruskan masa magangmu, karena tak lama lagi kau dapat memulai usahamu sendiri dan menjadi mandiri. Aku yakin ini adalah jalan terbaik untukmu". Konosuke menuruti saran ayahnya. (Belakangan, setelah menjadi usahawan yang sukses, ia mengatakan, "Sekarang saya sadar kebenaran perkataan ayah saya dan betapa saya mendapatkan manfaat banyak dari jalan yang ia tunjukkan pada saya".). Pada September 1906, Masakusu jatuh sakit dan meninggal hanya beberapa hari kemudian. Ia berusia 51 tahun. Karena kedua abang Konosuke telah wafat sebelumnya, kematian Masakusu menjadikan Konosuke yang berumur 11 tahun menjadi kepala keluarga.
Konosuke membantu kepala pramuniaga memamerkan sepeda kepada pembeli. Padahal ia ingin sekali menjual sepeda, tapi dianggap terlalu berat untuk pegawai muda yang magang, sehingga kesempatan itu lama datangnya. Suatu saat, kepala pramuniaga sedang keluar dan ada telepon dari seseorang ingin melihat-lihat sepeda. Konosuke mendapat kesempatan menjual sepeda dan membawa ke calon pembeli serta dengan semangat mempromosikannya. "Kau anak muda yang antusias dan menarik perhatian", ujar pria bernama Tetsukawa. Sebenarnya Tetsukawa ingin dapat diskon 10 persen, tapi akhirnya terjual dengan diskon 5 persen. Ini adalah kebanggaan pertama yang dikenang selalu.
Sistem lori di Kota Osaka mulai beroperasi pada 1903 dan jaringan jalur lori di seluruh kota selesai dibangun pada 1909. Dengan adanya lori-lori tersebut, Konosuke berpikir bahwa masa depan sepeda tidak akan begitu cerah. Konosuke memutuskan keluar dan melamar ke Osaka Electric Light Company dengan pertolongan abang iparnya. Konosuke harus menunggu tiga bulan sampai ada lowongan di perusahaan listrik itu. Selama menunggu, dia berhenti bekerja di toko sepeda, dan bekerja sebagai operator truk tangan di perusahaan semen. Pada 21 Oktober 1910, Konosuke direkrut oleh Osaka Electric Light Company untuk bekerja di bagian pemasangan listrik dalam ruangan di kantor cabang Saiwaicho. Sebagai asisten teknisi yang memasang listrik di rumah dan kantor, Konosuke pergi ke sana kemari dengan membawa gerobak roda dua berisi aneka alat dan perkakas. Karena berbakat, maka dalam tiga bulan ia naik pangkat menjadi teknisi instalasi, posisi yang biasanya diberikan setelah bekerja setahun. Kemudian ia dipindahkan ke kantor cabang baru di bagian lain Kota Osaka.
Antara umur 16 sampai ia menikah umur 20, Konosuke tinggal di rumah salah satu teman kerjanya. Ia senang bekerja sampai lupa sekolah kembali. Atas desakan teman-temannya, ia sekolah lagi di Kansai Commercial and Industrial School, satu-satunya sekolah malam di Osaka saat itu. Dia bergabung dalam kelas berisikan 500 murid. Setahun kemudian, sekitar 380 orang lulus program dan Konosuke mendapat peringkat ke-175. Ia melanjutkan ke program reguler dengan jurusan teknik elektro. Para instruktur tidak menggunakan buku teks, sehingga murid harus rajin menulis. Konosuke tidak sanggup dengan metode itu dan akhirnya putus sekolah.
Proyek besar yang pernah ditangani Konosuke saat menjadi teknisi pemasangan listrik adalah sambungan listrik untuk papan nama berlampu di resor pemandian tepi pantai di Taman Hamadera di Sakai (1912). Proyek besar lainnya adalah pemasangan listrik di Menara Tsutenkaku, yang dibangun di distrik Shinsekai pada 1912. Karena fisiknya memang lemah sejak lahir, maka jatuhlah dia. Lendir pun mulai memenuhi rongga paru-parunya.
Ibu Konosuke wafat pada 1913, dan saat ia berusia 20 tahun, kakak tertuanya mendesak untuk segera menikah. Kakaknya mengatur pertemuan dengan seorang perempuan bernama Mumeno. Pertemuan itu pada Mei 1915 di jalan depan Teater Yachiyo di daerah Osaka. Akhirnya mereka menikah pada tanggal 4 September 1915 saat Mumeno berusia 19 tahun, dan tinggal di Ikaino sekarang menjadi distrik Ikuno.
Konosuke adalah teknisi muda yang handal. Pada musim semi 1917, dia dipromosikan menjadi inspektur yang tugasnya memeriksa kualitas pekerjaan teknisi dan memutuskan bagian yang mana yang harus diperbaiki. Tapi ada dua kendala, pertama kurang ada tantangan, kedua kesehatannya tidak mendukung karena paru-parunya sering bermasalah. Selain itu dia merasa kurang dihargai di Osaka Electric Light Company. Di waktu senggang dia kembali menekuni merancang stop kontak yang sudah dia lakukan sebelum menjadi inspektur. Dari sini ada pemikiran untuk usaha sendiri dan adanya keharusan untuk sering istirahat di rumah demi kesehatan, maka dia keluar dari perusahaan listrik tersebut, tepatnya 15 Juni 1917. Dengan hanya modal kurang lebih 100 yen dia mulai melakukan usahanya di dalam rumah petaknya yang berukuran 4,5 tatami (sekitar 9 meter persegi) dibantu bekas dua koleganya di Osaka Electric Light Company dan adiknya Mumeno yang berusia 12 tahun, Iue Toshio (yang kemudian mendirikan Sanyo Electric Co., Ltd.). Toshio baru saja lulus dari sekolah dasar di pulau Awaji.
Salah satu prinsip yang dipegang Matsushita sepanjang karirnya adalah kemauan untuk mengambil risiko. Dia melakukan itu, ketika dia keluar dari pekerjaannya di toko sepeda untuk menerima pekerjaan di Osaka Light, sebuah perusahaan utilitas listrik. Matsushita dengan cepat dipromosikan dan akhirnya menjadi seorang inspektur, pekerjaan terhormat di mana banyak pegawai yang bekerja dengan posisi tersebut hingga pensiun. Matsushita bahkan mungkin akan melakukan itu juga. Namun, selama bekerja di Osaka Light, dia berhasil membuat sebuah jenis baru dari soket lampu, yang lebih baik dari yang telah ada pada saat itu. Matsushita menunjukkan penemuan kepada bosnya, sehingga membuat bosnya terkesan.
Masa-Masa Berat
Tidak sepenuhnya perjalanan bisnis Matsushita berjalan dengan mulus. Meskipun lemari es, mesin cuci, AC, televisi berwarna, dan peralatan stereo yang akhirnya akan diproduksi, ada beberapa kendala yang menghadang. Dengan Depresi Besar pada tahun 1930-an, Matsushita melihat penjualan turun drastis. Tapi tidak seperti perusahaan lain, ia tidak memberhentikan karyawan agar perusahaan tidak merugi, karena karyawan sudah dianggapnya seperti bagian dari keluarganya. Sebaliknya, Ia menggesar posisi karyawanya yang sebelumnya menjadi buruh pabrik untuk menempati posisi penjualan. Pada saat yang sama ia memotong jadwal produksi. Namun, gudang penuh dengan barang dagangan yang tidak terjual.
Matsushita tidak akan berubah pikiran ketika manajer bersikeras bahwa perusahaan harus memecat karyawan dan menutup fasilitas agar perusahaan bisa tetap berdiri. Dia memotong setengah jam kerja, tapi tetap membayar penuh upah karyawannya. Ia juga meminta pekerja untuk membantu menjual jaminan simpanan saham. Sebagai perusahaan lain banyak yang bangkrut, namun Matsushita Electric tetap bertahan.
Perang Dunia Dua
Ketika Perang Dunia Kedua membawa kehancuran untuk negaranya, itu adalah masa sulit untuk bagaimana Matsushita bersikap terhadap perang yang terjadi, tetapi perusahaan itu tidak memproduksi bahan-bahan untuk mesin perang Jepang. Ketika Jepang kalah dan Sekutu menguasai, Matsushita diperintahkan untuk menghentikan semua produksi. Sejak perusahaan memproduksi untuk membantu Jepang dalam upaya perang, Matsushita Electric diberi sanksi dengan pembatasan produksi perusahaanya. Matsushita berfikir tampaknya itu adalah akhir perusahaannya, seperti yang dialami banyak perusahaan Jepang lainnya, yang tidak pernah bisa bangkit setelah perang. Matsushita sendiri, hampir didepak dari pimpinan perusahaan yang ia buat sendiri. Karyawannya mengajukan petisi kepada pemerintah militer untuk mengizinkan dia tetap memimpin.
Kebangkitan Perusahaan
Matsushita di masa mulai memasarka produk barunya memang tidak semulus yang dikira. Dalam memperkenalkan dan memasarkan produk steker listriknya banya mengalami halangan dan digunakan karena terbukti lebih dalam kualitas dan hampir 50% lebih rendah dalam harga. Perusahaannya terus membuat dan memproduksi produk baru pada setiap bulannya di tahun 1922. Di tahun-tahun berikutnya cukup terbilang sukses karena ia banyak belajar dan mempraktekkan strategi bisnis untuk terus memajukan perusahaannya.
Terlebih kesuksesannya dalan inovasi produk barunya yang berlabel bullet-lamp di masa itu karena produk tersebut akhirnya menjadi standar lampu untuk seluruh industri di Jepang saat itu dan banyak dibeli oleh masyarakat Jepang yang beralih lampu minyak tradisional untuk digunakan di rumah mereka. Kesuksesan bullet lamp tersebut, diikuti produk inovatif lainnya yaitu pemanas ruangan elektrik, meja pemanas elektrik, tipe baru termostat dan lain sebagainya. Bahkan produk pertama radio Matsushita, 3 model tabung vakum dirilis pada tahun 1931 dan hal ini membuat Panasonic memenangkan hadiah pertama dalam Tokyo Broadcasting Station radio contest.
Tetapi perusahaan Panasonic tersebut tidak selalu sukses, karena perusahaan tersebut pernah mengalamu masa-masa yang berat ketika masa perang dunia ke dua dan beberapa tahun berikutnya. Salah satunya masalah Matsushita Electric yang diberi sanksi dengan pembatasan produksi perusahaannya.
Masa-masa sulit tersebut, tidak menjadikan Matsushita berhenti begitu saja karena ia tetap memiliki semangat yang tinggi untuk membangkitkan kembali perusahaannya. Ia terus menyemangati karyawan untk tetap bertahan bersamanya. Matsushita Electric terus berkembang, mengakuisisi perusahaan lainnya. Pada tahun 1952, ia menawarkan kepada konsumen televisi pertama hitam putih. Pada tahun 1959, Matsushita telah mendirikan tidak hanya Kyushu Matsushita Electric Company, Osaka Precision Machinery Company (kemudian berganti nama menjadi Matsushita Seiko), dan Matsushita Communication Industrial group (yang memproduksi tape recorder pertama), tetapi juga Matsushita Electric Corporation of America. Perusahaan yang membuat televisi berwarna pertama pada tahun 1960, karena produknya terus menyebar ke seluruh dunia sehingga brand terkenal yaitu "Nasional" dan "Panasonic."
Konosuke Matsushita meninggal pada usia 94 tahun, ia meninggal di Tokyo pada tanggal 27 April 1989, meninggalkan salah satu kerajaan manufaktur terbesar di Jepang. Dalam beberapa tahun terakhir perusahaan telah terlibat dengan pengembangan standar high-density optical disc dimaksudkan untuk menggantikan DVD dan kartu memori SD.
Pada tanggal 19 Januari 2006 Panasonic mengumumkan bahwa, mulai pada bulan Februari, ia akan menghentikan produksi televisi analog (kemudian 30% dari total bisnis TV) untuk berkonsentrasi pada TV digital. Pada November 3, 2008 Panasonic dan Sanyo sedang dalam pembicaraan, sehingga pada akhirnya Panasonic mengakuisisi Sanyo. merger ini selesai pada bulan September 2009, dan menghasilkan satu-perusahaan dengan pendapatan lebih dari ¥ 11.2 triliun (sekitar $ 110 miliar). Sebagai bagian dari perusahaan elektronik Jepang terbesar, merek Sanyo dan sebagian besar karyawan akan dipertahankan sebagai anak perusahaan.
Referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Konosuke_Matsushita
http://kolom-biografi.blogspot.com/2010/05/biografi-konosuke-matsushita-pendiri.html
http://portal.paseban.com/article/106051/perusahaan-panasonic
Source http://www.kolombiografi.com/2013/11/biografi-konosuke-matsushita-penggerak.html
Comments
Post a Comment