BIografi Nyi Ageng Serang
BIografi Nyi Ageng Serang
Nyi Ageng Serang |
Biodata Nyi Ageng Serang
Nama Lengkap : Nyi Ageng Serang
Alias : Raden Ajeng Kustiyah Wulaningsih Retno Edi
Kategori : HUMANIORA
Agama : Islam
Tempat Lahir : Serang, Jawa Tengah
Warga Negara : Indonesia
Ayah : Pangeran Natapraja
Biografi Nyi Ageng Serang
Nyi Ageng Serang terlahir dengan nama asli Raden Ajeng (RA) Kustiyah Wulaningsih Retno Edhi. Nyi Ageng Serang merupakan putrid dari Pangeran Natapraja, seorang penguasa daerah Serang, Jawa Tengah yang juga merupakan Panglima Perang Sultan Hamengkeu Buwono I.
Nyi Ageng juga merupakan salah satu keturunan dari Sunan Kalijaga. Selain itu, ia juga mempunyai seorang cucu yang kelak akan menjadi seorang pahlawan, yakni R.M. Soewardi Surjaningrat atau Ki Hadjar Dewantara.
Menyimpang dari adat kebiasaan yang masih kuat, Nyi Ageng Serang yang merupakan seorang wanita yang rajin mengikuti latihan-latihan kemiliteran dan siasat perang bersama-bersama dengan para prajurit pria. Ia pun sering ikut ayanhya turun ke medan perang untuk melawan penjajah. Hingga, setelah ayahnya wafat, ia kemudian diangkat menggantikan kedudukan sang ayah sebagai penguasa Serang. Lalu ia diberi gelar Nyi Ageng Serang.
Dalam masa kepemimpinannya, banyak rakyatnya kelaparan dan mengalami kesengsaraan akibat ulah dari penjajah Belanda. Ia selalu membantu kesengsaraan rakyatnya dengan membagi – bagikan pangan. Selain itu, ia juga melakukan perlawanan fisik untuk mengusir pasukan Belanda dari tanah kelahirannya itu.
Ketika Perang Diponegoro meletus pada tahun 1925, Nyi Ageng Serang bersama pasukan yang setia terhadap ayahnya ikut berperang bersama Pangeran Diponegoro dan menantunya Raden Mas (R.M.) Pak –Pak. Karena usianya yang sudah sangat tua, 73 tahun, Nyi Ageng memimpin pasukannya dari atas tandu. Akhirnya, setelah tiga tahun ikut bertempur bersama Pangeran Diponegoro, Nyi Ageng Serang tidak kuat lagi melawan penjajah karena kekuatan fisiknya tidak memadai. Ia pun mundur dari peperangan dan pasukan yang ia pimpin diambil alih oleh Raden Mas Pak-Pak.
Pada tahun 1828, Nyi Ageng Serang menghembuskan nafas terakhirnya dalam usia 86 tahun. Ia meninggalkan Serang sebagai daerah merdeka. Bahkan pada tahun 1833, Pemerintah Belanda memberikan penghargaan kepadanya dengan memberikan tunjangan hari tua sebanyak 100 Gulden tiap bulan. Atas jasa-jasanya terhadap negara, Nyi Ageng Serang kemudian dikukuhkan sebagai pahlawan nasional berdasarkan SK Presiden RI No.084/TK/1974.
sumber : http://profil.merdeka.com/indonesia/n/nyi-ageng-serang/
Comments
Post a Comment