Biografi Kary Banks Mullis
Kary Banks Mullis lahir tanggal 28 Desember 1944 di Lenoir, Carolina Utara, Amerika serikat. Ia dibesarkan kedua orang tuanya, Cecil Banks Mullis dan Bernice Alberta Barker, dan tinggal di dekat areal peternakan milik kakek dari pihak ibunya. Kehidupan Mullis kecil lekat dengan suasana pedesaan yang penuh dengan kerja keras. Gelar sarjana kimianya ia raih dari Georgia Tech. Sedangkan gelar doktor dalam bidang biokimia diterimanya dari Universitas Carolina, Berkeley, tahun 1973, setelah berhasil mempertahankan tesis berjudul ”Schizokinen: Struktur dan Kerja Sintetik”.
Tahun 1979, Mullis bergabung dengan Emeryville Cetus Corporation di Carolina sebagai peneliti setelah beberapa kali menjalani magang di fakultas kedokteran Universitas Kansas. Saat bekerja di tempat inilah Mullis membangun ide mengenai PCR. Uniknya, ide brilian itu muncul bukan di saat ia berkutat di dalam laboratorium, tetapi muncul di saat ia sedang berada di dalam mobil Honda Civicnya dalam perjalanan dari San Fransisco ke Mendocino sekira tahun 1985. ”Pemikiran dan ide-ide terbaik saya kebanyakan muncul di saat saya sedang mengemudi,” begitu katanya. Tak sia-sia, pemikiran genius itulah yang kemudian mengantarkan Mullis menjadi seorang peraih hadiah Nobel bidang kimia pada 1993.
Penemuan Mullis mengenai reaksi rantai polimerase ini benar-benar merupakan salah satu tonggak revolusi dalam genetika molekuler. Teknik ini memungkinkan pendekatan-pendekatan baru dalam studi dan analisis gen. PCR memungkinkan para ilmuwan menciptakan suatu rangkaian materi genetik yang cukup panjang untuk kepentingan sebuah studi atau penelitian.
Seperti telah diketahui, sebelumnya, masalah utama dalam analisis molekuler adalah suatu gen merupakan objek studi yang cukup sulit, mengingat banyaknya gen dalam tubuh suatu makhluk hidup. Terlebih pada mamalia yang memiliki lebih dari seratus ribu gen. Berbagai teknik dalam genetika molekuler ditujukan untuk mengatasi masalah ini. Teknik tersebut umumnya memerlukan waktu yang relatif lama, meliputi pengklonan dan pelacakan urutan DNA yang khas –prosedur yang sangat sulit dan memakan waktu. PCR telah memungkinkan kita untuk memperoleh urutan DNA tertentu tanpa melalui pengklonan.
Metode Mullis sederhana, tetapi sangat efektif. Teknik PCR ini mengeksploitasi berbagai sifat alami replikasi DNA. Langkah pertama, Mullis memanaskan sampel DNA berserat ganda pada temperatur mendekati titik didih untuk mendapatkan dua helai DNA berserat tunggal. Kemudian ia menambahkan dua rangkaian pendek DNA yang terikat pada ujung komplementer masing-masing helaian. Hal tersebut menandai tempat rangkaian nukleotida yang diinginkan Mullis.
Lalu, ia menambahkan nukleotida bebas dan enzim polimerase (suatu protein yang dapat mempercepat sebuah reaksi kimia), dan kemudian bergabung dengan nukleotida target. Singkatnya, teknik PCR memungkinkan kerja polimerase-DNA dapat diarahkan untuk sintesis wilayah DNA tertentu. Selanjutnya Mullis dapat dengan mudah membuat salinan dari rangkaian DNA yang diinginkannya dengan melakukan proses tersebut berulang-ulang. Proses ini memungkinkan Mullis untuk membuat berjuta-juta salinan DNA hanya dalam waktu beberapa jam.
Sebelum mendapat anugerah Nobel, Mullis juga mendapat sejumlah penghargaan, termasuk di dalamnya the Thomas A. Edison Award (1993), California Scientist of the Year Award (1992), the National Biotechnology Award (1991), the Gairdner Award, Toronto, Canada (1991), the R&D Scientist of the Year (1991), the William Allan Memorial Award of the American Society of Human Genetics (1990), dan the Preis Biochemische Analytik of the German Society of Clinical Chemistry and Boehringer Mannheim (1990).
Pada tahun 1986, ilmuwan yang juga mempunyai hobi berselancar ini menjadi direktur bagian biologi molekuler di Xytronyx Inc., sebuah perusahaan pembuat plastik di San Diego, California. Kemudian sejak 1988 ia bekerja sebagai konsultan lepas untuk beberapa perusahaan, juga sebagai dosen pengajar bioteknologi dan perkembangan ilmu sains di berbagai universitas di seluruh dunia. Mullis sempat menyusun sebuah buku berjudul Dancing Naked in the Mind Field yang dipublikasikan 1998.
Dalam buku tersebut, Mullis menulis dengan gaya penuh humor, namun serius, tentang berbagai hal. Mulai dari metode keilmuan hingga parapsikologi, dari racun laba-laba hingga virus HIV/AIDS, dari pemanasan global hingga astrologi, dari kasus O.J. Simpson hingga bagaimana mengembalikan nyala bola lampu dalam pikiran
Saat ini Mullis aktif terlibat dalam berbagai penelitian mengenai hubungan antara virus HIV (human immunodeficiency virus) dan AIDS (acquired immune deficiency syndrome). Mullis pun rajin membaca buku apa saja, bahkan yang bukan termasuk bidangnya sekalipun. Ia beranggapan dengan rajin membaca ia dapat berbicara dengan siapa saja mengenai segala hal. Baginya menjadi salah seorang penerima hadiah nobel mempunyai tanggung jawab dan pekerjaan rumah yang sangat berat agar tetap dapat eksis dan dihargai orang lain. Kini, Mullis hidup bersama istrinya, Nancy Cosgrove Mullis di Newport Beach dan Anderson Valley, California, AS. ***
R.A. Laksmi Priti M.
Alumnus Jurusan Biologi FMIPA Unpad.
Ref : http://klipingut.wordpress.com/2008/01/02/kary-banks-mullis-1944-sekarang-ide-pcr-muncul-saat-%e2%80%9cnyetir%e2%80%9d-mobil/#more-629
Tahun 1979, Mullis bergabung dengan Emeryville Cetus Corporation di Carolina sebagai peneliti setelah beberapa kali menjalani magang di fakultas kedokteran Universitas Kansas. Saat bekerja di tempat inilah Mullis membangun ide mengenai PCR. Uniknya, ide brilian itu muncul bukan di saat ia berkutat di dalam laboratorium, tetapi muncul di saat ia sedang berada di dalam mobil Honda Civicnya dalam perjalanan dari San Fransisco ke Mendocino sekira tahun 1985. ”Pemikiran dan ide-ide terbaik saya kebanyakan muncul di saat saya sedang mengemudi,” begitu katanya. Tak sia-sia, pemikiran genius itulah yang kemudian mengantarkan Mullis menjadi seorang peraih hadiah Nobel bidang kimia pada 1993.
Penemuan Mullis mengenai reaksi rantai polimerase ini benar-benar merupakan salah satu tonggak revolusi dalam genetika molekuler. Teknik ini memungkinkan pendekatan-pendekatan baru dalam studi dan analisis gen. PCR memungkinkan para ilmuwan menciptakan suatu rangkaian materi genetik yang cukup panjang untuk kepentingan sebuah studi atau penelitian.
Seperti telah diketahui, sebelumnya, masalah utama dalam analisis molekuler adalah suatu gen merupakan objek studi yang cukup sulit, mengingat banyaknya gen dalam tubuh suatu makhluk hidup. Terlebih pada mamalia yang memiliki lebih dari seratus ribu gen. Berbagai teknik dalam genetika molekuler ditujukan untuk mengatasi masalah ini. Teknik tersebut umumnya memerlukan waktu yang relatif lama, meliputi pengklonan dan pelacakan urutan DNA yang khas –prosedur yang sangat sulit dan memakan waktu. PCR telah memungkinkan kita untuk memperoleh urutan DNA tertentu tanpa melalui pengklonan.
Metode Mullis sederhana, tetapi sangat efektif. Teknik PCR ini mengeksploitasi berbagai sifat alami replikasi DNA. Langkah pertama, Mullis memanaskan sampel DNA berserat ganda pada temperatur mendekati titik didih untuk mendapatkan dua helai DNA berserat tunggal. Kemudian ia menambahkan dua rangkaian pendek DNA yang terikat pada ujung komplementer masing-masing helaian. Hal tersebut menandai tempat rangkaian nukleotida yang diinginkan Mullis.
Lalu, ia menambahkan nukleotida bebas dan enzim polimerase (suatu protein yang dapat mempercepat sebuah reaksi kimia), dan kemudian bergabung dengan nukleotida target. Singkatnya, teknik PCR memungkinkan kerja polimerase-DNA dapat diarahkan untuk sintesis wilayah DNA tertentu. Selanjutnya Mullis dapat dengan mudah membuat salinan dari rangkaian DNA yang diinginkannya dengan melakukan proses tersebut berulang-ulang. Proses ini memungkinkan Mullis untuk membuat berjuta-juta salinan DNA hanya dalam waktu beberapa jam.
Sebelum mendapat anugerah Nobel, Mullis juga mendapat sejumlah penghargaan, termasuk di dalamnya the Thomas A. Edison Award (1993), California Scientist of the Year Award (1992), the National Biotechnology Award (1991), the Gairdner Award, Toronto, Canada (1991), the R&D Scientist of the Year (1991), the William Allan Memorial Award of the American Society of Human Genetics (1990), dan the Preis Biochemische Analytik of the German Society of Clinical Chemistry and Boehringer Mannheim (1990).
Pada tahun 1986, ilmuwan yang juga mempunyai hobi berselancar ini menjadi direktur bagian biologi molekuler di Xytronyx Inc., sebuah perusahaan pembuat plastik di San Diego, California. Kemudian sejak 1988 ia bekerja sebagai konsultan lepas untuk beberapa perusahaan, juga sebagai dosen pengajar bioteknologi dan perkembangan ilmu sains di berbagai universitas di seluruh dunia. Mullis sempat menyusun sebuah buku berjudul Dancing Naked in the Mind Field yang dipublikasikan 1998.
Dalam buku tersebut, Mullis menulis dengan gaya penuh humor, namun serius, tentang berbagai hal. Mulai dari metode keilmuan hingga parapsikologi, dari racun laba-laba hingga virus HIV/AIDS, dari pemanasan global hingga astrologi, dari kasus O.J. Simpson hingga bagaimana mengembalikan nyala bola lampu dalam pikiran
Saat ini Mullis aktif terlibat dalam berbagai penelitian mengenai hubungan antara virus HIV (human immunodeficiency virus) dan AIDS (acquired immune deficiency syndrome). Mullis pun rajin membaca buku apa saja, bahkan yang bukan termasuk bidangnya sekalipun. Ia beranggapan dengan rajin membaca ia dapat berbicara dengan siapa saja mengenai segala hal. Baginya menjadi salah seorang penerima hadiah nobel mempunyai tanggung jawab dan pekerjaan rumah yang sangat berat agar tetap dapat eksis dan dihargai orang lain. Kini, Mullis hidup bersama istrinya, Nancy Cosgrove Mullis di Newport Beach dan Anderson Valley, California, AS. ***
R.A. Laksmi Priti M.
Alumnus Jurusan Biologi FMIPA Unpad.
Ref : http://klipingut.wordpress.com/2008/01/02/kary-banks-mullis-1944-sekarang-ide-pcr-muncul-saat-%e2%80%9cnyetir%e2%80%9d-mobil/#more-629
Comments
Post a Comment