Biografi dan Profil Lengkap Prof Suhardi, Ketum Gerindra ...



Foto Suhardi Saat Orasi Kampanye Sebagai Ketum Gerindra


Inilah biografi dan profil lengkap Prof. Dr. Suhardi, MSc. yang dikenal sebagai politisi menjabat Ketua Umum Partai Gerindra (sejak 2008), akademisi, birokrat dan praktisi kehutanan di Indonesia. Sebelum berkecimpung kedalam dunia politik, Suhardi adalah Guru Besar dari Universitas Gadjah Mada (UGM), dan pernah menjadi dekan di Universitas yang sama. Serta juga pernah menjabat sebagai Direktur Jendral Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Departemen Kehutanan dan Perkebunan (kini Kementerian Kehutanan). Nama Suhardi sekarang banyak diperbincangkan karena dalam kondisi kritis di RSPP Jakarta akibat penyakit kanker paru-paru stadium IV yang dideritanya. (Baca: Suhardi Koma di RSPP)


DAFTAR ISI

1. Kehidupan Awal

2. Sebagai Akademisi, Intelektual dan Birokrat

3. Sebagai Politikus

4. Biodata Lengkap


.


Kehidupan awal




Suhardi lahir di Klaten, Jawa Tengah pada tanggal 13 Agustus 1952. Suhardi dan keempat saudaranya bisa menamatkan kuliah hingga mendapat gelar sarjana, sementara satu saudaranya hanya menamatkan diploma. Menurut Suhardi orang tuanya bukanlah orang yang kaya, namun karena dulu biaya sekolah tidak terlalu mahal sehingga orang tuanya masih sanggup membiayai anak-anaknya. Ayahnya petani buruh, ibunya yang buta huruf adalah pedagang di sejumlah pasar di Klaten, Solo, Boyolali, Yogyakarta hingga Malang (Jawa Timur).


Suhardi mencari sekolah sendiri sejak SD hingga pendidikan S-3 di Philipina, University of the Philippines Los BaƱos (UPLB). Setiap bermain dengan kawan-kawannya semasa kecil, sering membawa buku besar, salah satunya buku berjudul ‘Di Bawah Bendera Revolusi’ karya Ir. Soekarno (Bung Karno), presiden pertama RI. Ia gemar menggambar tokoh-tokoh nasional dan beberapa tempat di dunia kemudian ditempel di dinding kamar tidur hingga semua dinding penuh dengan gambar.


Bersama Wagiyanto (rekan masa SD), Suhardi nyaris dibunuh aktivis PKI saat hendak mengantarkan surat ke aktivis PNI yang bersembunyi di desa tetangga (1965). Ia sering menjadi juara pidato saat duduk di bangku SMP. Cita-cita pertama menjadi guru mengaji, karena terkesan oleh istri guru mengajinya yang solehah, cantik dan anggun.


Cita-cita ketika hampir lulus SD ingin menjadi tentara atas usulan pamannya yang seorang tentara. Paman ingin menyekolahkan Suhardi kecil ke Akademi Militer. Padahal, semula Suhardi kecil ketika kelas 4 SD ingin menjadi guru agama dan sekolah Pendidikan Guru Agama (PGA). Mengajukan diri keluar dari sekolah STM Pertambangan (kelas dua) karena tuntutan demo yang dipimpinnya, yakni guru harus rajin mengajar tidak terpenuhi.


Pindah ke STM Pertanian Delanggu Klaten, mulai lagi dari kelas 1 (hanya satu semester). Setelah naik kelas dua, Suhardi minta untuk ikut ujian akhir kelas tiga. Dicoba ikut ujian, hasilnya sangat bagus dan akhirnya diminta loncat ke kelas 3. Pembelajaran di kelas 3 hanya dijalani dua bulan, kemudian ikut ujian akhir.


Suhardi lulus terbaik meski hanya punya rapor kelas 1 separuh, kelas 2 tak ada rapor, dan kelas 3 separuh. Semasa kuliah pernah lari sejauh 42 km dari Yogyakarta ke rumah di desa, habis waktu sembilan jam karena sambil berhenti di mushola. Terbiasa setiap pagi lari marathon sendiri atau bersama teman-teman sejauh 12 km. Tiga kali meraih juara lari marathon.


Semasa kuliah pernah tinggal serumah kontrakan dengan Soedjarwadi ( Prof. Soedjarwadi kini Rektor UGM). Prof. Soedjarwadi adalah kakak kandung Brigjen (Pol.) Sutjiptadi, teman sekolah Suhardi sewaktu SMP Negeri Cawas.


.


Sebagai Akademisi, Intelektual dan Birokrat




Suhardi l merupakan suami dari Dr. Ir. Lestari Rahayu Waluyati, M.P, yang juga merupakan dosen Fakultas Pertanian UGM. Dan mendapatkan gelar master dan doktor di bidang fisiologi pohon dari Universitas Los BaƱos, Filipina, tahun 1987 atau usia 35 tahun dan usia 36 tahun melangsungkan pernikahan dengan istrinya sekarang dan kini dikaruniai tiga anak. Di 2011 ini, si sulung Nana mahasiswi Fisipol HI UGM; Fajar (kedua) mahasiswa Fakultas TP UGM; dan Anto (anak ketiga) siswa SMAN I Yogyakarta).


Sebagai seorang akademisi dibidang kehutanan dan pertanian, ide-ide dan pemikiran dari Suhardi sudah diakui. Hal itu tercermin dari rekam jejak guru besar Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) ini. Ia pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Kehutanan UGM. Dan dikenal sebagai Profesor Telo (ketela) oleh para mahasiswanya, disebabkan beliau tak bosan-bosan mengampanyekan bahan pangan lokal.


Selain itu beliau pernah pula menjadi birokrat dalam kedudukan sebagai Direktur Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Departemen Kehutanan dan Perkebunan. Dimana beliau memperoleh penghargaan Satya Lencana Karya Satya.


Selepas dari Dirjen RLPS tahun 2001, menjabat Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) DI Yogyakarta kemudian diangkat sebagai anggota Pokja Ahli Dewan Ketahanan Pangan Pusat di Departemen Pertanian (tahun 2002 hingga 2010). Juga ditunjuk sebagai Ketua Pokja Ahli Dewan Ketahanan Pangan DIY (2002 – sampai sekarang). Selama masa jabatan itu, Prof. Suhardi sempat menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Partai Kemakmuran Tani dan Nelayan periode 2002 hingga 2003.


.


Sebagai Politikus




Di Jakarta Suhardi mulai bersentuhan dengan politik. Bermula dari keprihatinannya terhadap lingkungan dan nasib petani yang selalu bernasib buntung. Dan nasib sial itu adalah takdir dari stuktur ekonomi yang ada. Memperbaiki nasib petani harus didahului perubahan sistem ekonomi. Dan sistem ekonomi kerap kali ditentukan kekuatan politik.


Setelah berhenti sebagai Direktur Jenderal, Suhardi aktif di Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI). Suhardi kemudian menjadi Ketua Dewan Pimpinan HKTI Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada saat yang sama, Suhardi juga diminta menjadi staf ahli Dewan Ketahanan Pangan Nasional Departemen Pertanian dari tahun 2002 sampai 2008. Pengalaman di HKTI dan Dewan Ketahanan Pangan Nasional ini membuat rasa frustasi Suhardi semakin tinggi.


Awal tahun 2007, Suhardi mulai mengajak sejumlah rekannya di HKTI membangun sebuah partai politik baru. Ketua Umum HKTI, Prabowo Subianto, yang saat itu masih tercatat anggota Partai Golkar turut diajaknya. Nama partainya: Partai Petani dan Nelayan. Sejumlah orang-orang dekat Prabowo ikut bergabung dengan Suhardi, meski sang mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus itu sendiri secara formal tak ikut.


Menjelang verifikasi partai di Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia, Prabowo setuju membantu Suhardi dengan syarat nama partainya harus diganti. Muncullah nama Partai Gerakan Indonesia Raya, dengan Suhardi didaulat sebagai Ketua Umum. Gerindra akhirnya lolos sebagai peserta Pemilu 2009. Dunia pegawai negeri lalu ditinggalkannya dan ia pensiun dini.


Sejak menjabat Ketua Umum Partai Gerindra (2008), Prof. Suhardi kerap mengunjungi sejumlah daerah menemui kader tanpa melihat status maupun kepopuleran pengurus daerah. Meski seorang politisi, Prof. Suhardi masih sering diundang sebagai pembicara oleh sejumlah organisasi dan lembaga dalam kapasitas pakar kehutanan.


Dalam perjalanan politik ke sejumlah kader dan konstituen, untuk perjalanan di Pulau Jawa, Prof. Suhardi lebih memilih naik kereta api ketimbang pesawat. Alasannya, bisa berbaur dengan rakyat. Sejak menjadi Ketua Umum Partai Gerindra (Februari 2008), Prof. Suhardi menetap di Jakarta, sementara keluarga di Yogyakarta. Pulang pergi Jakarta-Yogyakarta dilakukan minimal satu kali dalam sebulan.


.


Biodata Lengkap




Nama : Prof. Dr. Suhardi, MSc.

Tempat tanggal Lahir : Klaten, 13 Agustus 1952

Agama : Islam

Nama Istri : Dr. Ir. Lestari Rahayu Waluyati, M.P

Alamat Rumah : Cikaldempet Kayen Gg. Dahlia 90

Jl. Kaliurang Km. 7.5 Yogyakarta 55283

Riwayat Pendidikan :

1957-1964 : SR Negeri Mandong, Trucuk, Klaten

1964-1967 : SMP Negeri awas Klaten

1967-1968 : STM Geologi Pertambangan Klaten

1968-1970 : STM Pertanian Delanggu Klaten

1971-1977 : Fakultas Kehutanan UGM

1982-1984 : Master Program, College of Forestry, UPLB

1984-1987 : Ph D Program, College of Forestry, UPLB


Riwayat Pekerjaan :

1975-1977 : Asisten Silvikultur dan Fisiologi Pohon

1996-1998 : Dosen Mata kulah Fisiologi Pohon

1991-1996 : Sekretaris Jurusan Budidaya Hutan

1996-1998 : Ketua Jurusan Budidaya Hutan Fakultas Kehutanan UGM

1998-2000 : Pembantu Dekan I, Fakultas Kehutanan UGM

2000-2001 : Consortium Coordinator SEARCA UGM

Oktober 2000-Mei 2001 : Dekan Fakultas Kehutanan UGM

Mei 2001-Nop 2001 : Direktur Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Departemen Kehutanan dan Perkebunan Republik Indonesia

Feb 2002-sekarang : Pokja Ahli Dewan Ketahanan Pangan Pusat Deptan

2002-sekarang : Ketua Pokja Ahli Dewan Ketahanan Pangan Dareah Istimewa Yogyakarta

2002-sekarang : Ketua Lembaga Masyarakat Peduli Hutan, Kebun dan Pangan

2003-sekarang : Ketua HKTI Yogyakarta

2004 : Ketua PERBINDO (Perhimpunan Bambu Indonesia) Dareah Istimewa Yogyakarta

2005 : Majelis Pakar Dewan Pemberdayaan Pemuda Wira Usaha di bawah Menpora bersama Sultan HB X, Rektor UGM, Prof. Kamiso dan Prof. Alwi Dahlan

2006 : Ketua INAFE (Indonesian Agroforestry Education) dan anggota Board SEANAFE (South East Asia Network Agroforestry)

2006 : Ketua Persaki Yogyakarta

2008-sekarang :Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra)


Piagam Penghargaan :

1967 : Juara Umum SMP Negeri Cawas Klaten

1970 : Juara Umum STM Pertanian Delanggu

1990 : Dosen Teladan I , Fakultas Kehutanan UGM

1996 : Research Awards for Foreign Specialist FFPRI, Japan

1998 : Satya Lencana Karya Satya

1999 : Pelopor Pemanfaatan Ketela dari Menteri Pariwisata RI

2000 : International Foundation Indonesian Development Award

2007 : Pengendara sepeda penghargaan dari Sultan HB X

2007 : SFRT SEARCA Award for Optimization of Casuarina Equisetifolia sp for Food Security (27 November 2007)


DAFTAR PUSTAKA













from profil - Penelusuran Blog Google http://ift.tt/1zTohXu

via IFTTT

Comments

Popular posts from this blog

Profil Vitalia Sesha Model Di Kasus Suap Daging Impor - Tercanggih

Profile dan biodata Angkasa Band

Talent Pilihan SlideGossip : Andrean Saputra