Dibalik Tenggelamnya Kapal Yang Membawa Anggota DPR di Manado

Kunjungan kerja anggota Komisi III DPR ke Kota Manado, Sulawesi Utara, sebenarnya sudah berakhir sejak Jumat (6/8/2010). Rencananya, Sabtu siang, rombongan anggota Dewan yang membawa istri ini akan bertolak ke Jakarta. Namun, seperti wisatawan lainnya, beberapa anggota rombongan ingin bermain-main ke Pulau Bunaken untuk melihat keelokan biota laut di sana. Rombongan berangkat menggunakan dua kapal, satu kapal besar dan satu kapal kecil pada pukul 08.00 Wita dari Pantai Marina, Manado.

Rombongan sampai di Bunaken dengan selamat, kendati cuaca waktu itu hujan dan laut cukup berombak. Selesai menikmati Bunaken, rombongan hendak pulang ke Pantai Marina. Namun karena ombak besar, Alexalengko, nakhoda kapal, mengalihkan tujuan ke Pelabuhan Manado. Malang tak dapat dipinta, mujur tak dapat diraih, mesin perahu Ex Rogero yang ditumpangi sedikitnya 12 penumpang, termasuk anggota Komisi III DPR RI, sekitar pukul 11.45 Wita, tiba-tiba mati. Padahal, jarak antara kapal dan dermaga sudah dekat. Anda bisa melihat gambar atau foto tenggelamnya kapal Ex Rogero dari Bunaken pada gambar di atas.
Mendadak, datanglah ombak setinggi 2,5 meter menghantam kapal dan mercusuar yang ada di dekatnya. Kapal yang ditumpangi Setia Permana (dari partai PDI-P), Otong Abdurrahman (dari partai PPP), Dimyati Natakusumah (dari partai PPP), Abubakar Al Habsyi (dari partai PKB), Nudirman Munir (dari partai Golkar), M Nurdin (dari partai PDI P), Sutjipto (dari partai Demokrat) dan istri, serta Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati (dari partai Hanura) pun hancur berkeping-keping.
Anggota Komisi III yang jago berenang berhasil menyelamatkan diri. Lain halnya dengan Setia Permana dan istri dari Sutjipto, mereka tewas di lokasi kejadian. Hingga saat ini polisi setempat masih menyelidiki peristiwa naas tersebut.

sumber:nasional.kompas.com;foto:tribun manado