Djohar Arifin Husein Terpilih Sebagai Ketua Umum PSSI Yang Baru
Setelah dua kali dilakukan vote (putaran pemilihan) untuk pemilihan ketua PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia), akhirnya Djohar Arifin Husein terpilih menjadi Ketua Umum PSSI periode 2011-2015 dengan jumlah pemilih sebanyak 61 suara mengalahkan calon lainnya yaitu Agusman Effendi sebanyak 38 suara.
Dalam putaran pertama, Djohar Arifin mendapatkan 53 suara dan pada putaran kedua menang atas Agusman Efendi dengan 61 suara. Djohar Arifin Husein memenangkan pemilihan ketua PSSI dalam Kongres Luar Biasa Solo, karena mendapatkan limpahan suara dari K-78 (Kelompok 78) yang gagal mencalonkan Arifin Panigoro dan George Toisutta.
Namun kemenangan Djohar Arifin merebut kursi Ketua Umum PSSI periode 2011-2015 tak lepas dari kontroversi. Sejumlah calon Ketua Umum PSSI lainnya mengendus adanya praktik pembelian suara yang dilakukan kubu Djohar Arifin yang sebelumnya didukung penuh pasangan George Toisutta-Arifin Panigoro.
Meski mengaku tidak bisa membuktikan kebenaran tersebut, namun kandidat Ketua Umum PSSI, Achsanul Qosasih membenarkan pihaknya juga mendengar adanya praktik pembelian suara tersebut. Menurut mantan bendahara PSSI itu, kabar yang diterimanya menyebutkan, jika tim sukses Djohar Arifin membeli satu suara dengan harga Rp 500 juta.
"Saya sendiri mendengar ada kabar tersebut. Saya mengindikasikan kebenaran kabar itu, meskipun tidak bisa membuktikan. Sekarang, bagaimana bisa dalam hitungan jam, para pemilik suara dapat mengalihkan suara kepada Djohar," ujar Achsanul Qosasih di lokasi Kongres PSSI, Sabtu (9/7/2011).
Menurut Achsanul Qosasih, ia mendengar praktik tersebut dilakukan tim sukses kelompok pendukung Djohar Arifin pada pukul 04.00 WIB, dini hari tadi. Namun, kabar soal isyu adanya pembelian sejumlah suara seharga Rp 500 juta tersebut dibantah kelompok pendukung Djohar Arifin.
Menurut Catur Agus Saptono, kabar yang menyebutkan adanya aliran dana senilai Rp 500 juta tersebut hanya isyu yang sengaja dihembuskan dalam Kongres PSSI kali ini. Menurutnya, kemenangan Djohar Arifin murni lantaran solidnya kelompok tersebut dalam memegang semangat perubahan di PSSI.
Sementara itu, sebagai Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) yang baru, Djohar Arifin Husein menjelaskan salah satu programnya, yakni pembinaan di usia muda. Banyak anak muda berbakat, tapi tak mendapat teknik sepakbola yang baik," kata Djohar di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (9/7).
Masalah ini, menurut Djohar yang tak lain staf ahli Menteri Pemuda dan Olahraga, terkait dengan program-program lain yang akan dijalankannya. Yakni, peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kompetisi. Menurut Djohar, jika anak muda sudah mendapat pembinaan yang baik bisa dipastikan bisa melahirkan pemain nasional yang mumpuni.
Nama Djohar Arifin Husein memang tak asing di Kementerian Pemuda dan Olahraga, termasuk di persepakbolaan Sumatera Utara. Djohar Arifin Husein yang lahir di Tanjung Pura, Kalimantan Barat, pada tanggal 13 September 1950 ini pernah menjadi Deputi Pemberdayaan Olahraga Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora). Beberapa tahun silam, ia sempat menjabat sebagai Ketua Pengurus Daerah PSSI Sumut.
Selain itu, Djohar juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan saat ini juga menjabat wakil pelaksana tugas Sekjen PSSI. Ia juga pernah mencalonkan diri sebagai ketua umum KONI pusat. Djohar tercatat pula sebagai guru besar di Universitas Islam Sumatra Utara. Ia mendalami keilmuan Agronomi, Agribisnis dan Sosiologi Pedesaan.
(Opung);foto:wirawan
Namun kemenangan Djohar Arifin merebut kursi Ketua Umum PSSI periode 2011-2015 tak lepas dari kontroversi. Sejumlah calon Ketua Umum PSSI lainnya mengendus adanya praktik pembelian suara yang dilakukan kubu Djohar Arifin yang sebelumnya didukung penuh pasangan George Toisutta-Arifin Panigoro.
Meski mengaku tidak bisa membuktikan kebenaran tersebut, namun kandidat Ketua Umum PSSI, Achsanul Qosasih membenarkan pihaknya juga mendengar adanya praktik pembelian suara tersebut. Menurut mantan bendahara PSSI itu, kabar yang diterimanya menyebutkan, jika tim sukses Djohar Arifin membeli satu suara dengan harga Rp 500 juta.
"Saya sendiri mendengar ada kabar tersebut. Saya mengindikasikan kebenaran kabar itu, meskipun tidak bisa membuktikan. Sekarang, bagaimana bisa dalam hitungan jam, para pemilik suara dapat mengalihkan suara kepada Djohar," ujar Achsanul Qosasih di lokasi Kongres PSSI, Sabtu (9/7/2011).
Menurut Achsanul Qosasih, ia mendengar praktik tersebut dilakukan tim sukses kelompok pendukung Djohar Arifin pada pukul 04.00 WIB, dini hari tadi. Namun, kabar soal isyu adanya pembelian sejumlah suara seharga Rp 500 juta tersebut dibantah kelompok pendukung Djohar Arifin.
Menurut Catur Agus Saptono, kabar yang menyebutkan adanya aliran dana senilai Rp 500 juta tersebut hanya isyu yang sengaja dihembuskan dalam Kongres PSSI kali ini. Menurutnya, kemenangan Djohar Arifin murni lantaran solidnya kelompok tersebut dalam memegang semangat perubahan di PSSI.
Sementara itu, sebagai Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) yang baru, Djohar Arifin Husein menjelaskan salah satu programnya, yakni pembinaan di usia muda. Banyak anak muda berbakat, tapi tak mendapat teknik sepakbola yang baik," kata Djohar di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (9/7).
Masalah ini, menurut Djohar yang tak lain staf ahli Menteri Pemuda dan Olahraga, terkait dengan program-program lain yang akan dijalankannya. Yakni, peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kompetisi. Menurut Djohar, jika anak muda sudah mendapat pembinaan yang baik bisa dipastikan bisa melahirkan pemain nasional yang mumpuni.
Nama Djohar Arifin Husein memang tak asing di Kementerian Pemuda dan Olahraga, termasuk di persepakbolaan Sumatera Utara. Djohar Arifin Husein yang lahir di Tanjung Pura, Kalimantan Barat, pada tanggal 13 September 1950 ini pernah menjadi Deputi Pemberdayaan Olahraga Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora). Beberapa tahun silam, ia sempat menjabat sebagai Ketua Pengurus Daerah PSSI Sumut.
Selain itu, Djohar juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan saat ini juga menjabat wakil pelaksana tugas Sekjen PSSI. Ia juga pernah mencalonkan diri sebagai ketua umum KONI pusat. Djohar tercatat pula sebagai guru besar di Universitas Islam Sumatra Utara. Ia mendalami keilmuan Agronomi, Agribisnis dan Sosiologi Pedesaan.
(Opung);foto:wirawan
Comments
Post a Comment