Mesir Bergejolak, Berbagai Negara Evakuasi Warganya

Situasi di Mesir sedang tidak aman. Demonstrasi anti pemerintah begitu bergejolak di negeri ini. Berbagai negara di belahan dunia pun akhirnya memperingatkan warganya untuk tidak mengunjungi Mesir. Sejumlah negara bahkan mulai mengevakuasi warganya, sejak Minggu (30/1/2011), saat protes berdarah anti-pemerintah memasuki hari ke tujuh.
Amerika Serikat (AS) dan Irak mengatakan mulai mengatur evakuasi bagi warganya, sementara Turki, India, Yunani, Kanada, dan Arab Saudi berencana atau sudah mengirimkan pesawat untuk memulangkan warga mereka. Inggris, Perancis, China, Australia, Argentina dan negara-negara Skandinavia memperingatkan warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke Mesir tetapi belum punya rencana untuk melakukan evakuasi dalam skala penuh.
"Warga AS di Mesir harus mempertimbangkan untuk segara meninggalkan (negara itu) sesegera yang mereka bisa lakukan," kata Asisten Menteri Luar Negeri, Janice Jacobs, kepada wartawan. AS berencana untuk mulai mengevakuasi warganya, Senin kemarin, dengan pesawat-pesawat yang disewa pemerintah. Athena, Istanbul dan Nicosia telah diidentifikasi sebagai safe havens. Jacobs tidak mengetahui persis jumlah warga Amerika di Mesir.
Irak mengatakan akan bergantung pada penerbangan-penerbangan khusus dalam mengevakuasi warganya dari Mesir, sementara Turki mengatakan, pihaknya mengirim lima pesawat untuk mengevakuasi sekitar 750 warganya yang terdaftar. Arab Saudi mengatakan akan mengatur 33 penerbangan antara Sabtu dan Senin untuk membawa pulang warganya. India mengirim sebuah pesawat penumpang ke Kairo untuk mengevakuasi warganya. Hal yang sama dilakukan Azerbaijan, yang mengatakan salah seorang staf kedutaannya tewas akibat luka tembak dalam kerusuhan. Pemerintah Kanada merekomendasikan kepada warganya agar meninggalkan negara itu, kata Menteri Luar Negeri, Lawrence Cannon, Minggu. Ottawa merencanakan untuk menyewa sejumlah pesawat guna membawa warga Kanada ke titik evakuasi di Eropa, mungkin mulai Senin.
Sementara Inggris menyarankan warganya untuk meninggalkan kota-kota yang bergolak di Mesir, tetapi sejumlah operator tur menekankan, tidak perlu menarik wisatawan dari resor-resor populer di Laut Merah. Kantor Departemen Luar Negeri Inggris hanya menyarankan perjalanan penting ke Kairo, Alexandria, Suez dan Luxor. "Kami ingin orang mengambil kesempatan jika mereka bisa meninggalkan (Mesir)... tapi saat ini situasi belum mencapai tahap di mana kami harus mempertimbangkan penyewaan pesawat," kata Menteri Luar Negeri, Alistair Burt, kepada BBC. Kantor departemen luar negeri Inggris mengatakan, sekitar 30.000 warga Inggris berada di Mesir.
Perancis juga memperingatkan agar tidak melakukan perjalanan yang tidak penting ke Mesir, tetapi Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Perancis, Bernard Valero, mengatakan, Paris belum mempertimbangkan untuk mengevakuasi sekitar 10.000 warganya di negeri itu. "Kami memiliki kapasitas untuk bereaksi jika perlu," kata Valero kepada AFP. Ia menambahkan, Perancis terus memonitor situasi di Mesir dan bekerja sepenuhnya untuk membantu warganya.
Di Australia, kementerian luar negeri negara itu menaikkan travel warning dari "mempertimbangkan kebutuhan Anda untuk melakukan perjalanan" menjadi "jangan melakukan perjalanan" ke Mesir. Perdana Menteri Julia Gillard mengatakan, ada 870 warga Australia yang terdaftar di Mesir tetapi angka yang sebenarnya "mungkin berjumlah ribuan".
Kedutaan Besar China di Kairo dalam situs web-nya mengatakan, kementerian luar negeri di Beijing telah mengeluarkan peringatan 'merah" pada hari Minggu yang meminta warga China tidak melakukan perjalanan ke Mesir. China juga mendesak warganya di Mesir untuk berhati-hati dan tidak keluar rumah kecuali jika diperlukan. Pihak China menambahkan, 300 warganya telah terdampar karena pembatalan penerbangan.
Rusia mengatakan tidak punya rencana untuk segera mengevakuasi sekitar 40.000 warganya dari Mesir. "Tidak ada alasan untuk mengevakuasi wisatawan Rusia dari Mesir saat ini," kata seorang jurubicara badan pariwisata negara itu, Oleg Moseyev, kepada kantor berita Ria Novosti. "Orang-orang (Rusia) terus berangkat menuju resor-resor tepi laut negara itu," katanya. Ia menambahkan, hanya tiga orang turis Rusia yang telah meminta operator tur mereka untuk memperpendek perjalanan singkatnya.
Sebuah operator tur Belgia, Jetair, mengumumkan, perusahaan itu mengevakuasi semua kliennya dari Mesir tetapi pemerintah negara itu mengatakan tidak mengatur evakuasi skala penuh. "Untuk saat ini, kami tidak membayangkan untuk mendesak warga Belgia yang tinggal di Mesir meninggalkan negara itu atau mengatur evakuasi," kata seorang jurubicara kementerian luar negeri Belgia, meskipun peringatan perjalanan ke Mesir telah dikeluarkan. Argentina juga mendesak warganya sejak hari Minggu untuk menghindari perjalanan ke Mesir sampai keadaan kembali normal.
penulis:Egidius Patnistik;editor:Egidius Patnistik

Comments

Popular posts from this blog

Profil Vitalia Sesha Model Di Kasus Suap Daging Impor - Tercanggih

Profile dan biodata Angkasa Band

Talent Pilihan SlideGossip : Andrean Saputra